Search

Dec 22, 2011

Happy Mother's Day





Wohoo!! it's 22 December, rite? this is our mother's day! i'll write something for our beloved mother! especially my SUPERMOM!!


Nah, di Indonesia hari ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember, gimana? udah ngasi kado apa buat Mama kalian? hmm.. atau yang lebih tepatnya udah melakukan apa aja untuk Mama di Mother's day kali ini?


Kalo gue sendiri, Mother's Day tahun ini lagi bokek (sengaja digaris miring and dicetak tebel biar dramatis) jadi gue ga beli apa-apa buat Mama, but I did many things to make she smile all day long! *lebay


Mama: ga usah abisin duit buat beli bunga atau kado deh, kerjain semua kerjaan rumah aja Mama udah seneng banget, itu udah lebih dari cukup


Gue: Siaaaaap!! (terharu sekaligus seneng karena kebetulan gue lagi bokek) :p


Nah ada banyak hal juga di hari ibu ini, status di twitter pada bilang Happy Mother's Day semuaaa, dan pada minta maaf buat Mama mereka via twitter (seharusnya sih kalo minta maaf langsung lebih keren kali ya..) dan di Display Picture BBM pada pake foto bareng Mama gitu deh, berkat itu gue jadi tau wajah-wajah cantik Mamanya temen-temen gue.. *mataberbinar


Okay enough! sebelum terlalu ngelantur jauh, ini dia tulisan gue buat Mama, check this out! :D




Without You, I'm Nothing

When I'm falling down..
You always raise me up..
When everyone left..
You always be there for me..

To me, you're my inspiration..
Being next to you, I no longer need the words
to elaborate the meaning of happiness..
I just know that there is happiness..

I wish for wonderful things to come on your day..
I pray for the best for you..
Without you beside me, I'm nothing..
You're my everything because you're my mother..

I Love You, Mom...

writer: Risty


NB    : Puisi ini ditulis pada saat ada tugas bikin puisi di mata kuliah "Telaah Puisi Inggris" dan jadi salah satu favorit dosen! :D

Dec 15, 2011

Santa U Are The One


I Would give a tracklist of the Album
"The Warmest Gift (2011 SM Town Winter)
and of course the music video by Super Junior - Santa U are The One with the lyrics! enjoy guys! :D


The Warmest Gift (2011 SM Town Winter) Track List




1. Super Junior - Santa U Are The One
2. TVXQ - Sleigh Ride
3. Shinee - Last Christmas
4. Girls Generation - Diamond
5. (fx) - 1,2,3
6. BoA - Distance
7. Kangta - For The First Time
8. TRAX - Like A Dream (English Dream)
9. Zhang Li Yin - The First Noel
10. CSJH The Grace's Dana & Sunday - Amazing
11. J-Min - Happy X-Mas (Remake Version)

MV Super Junior - Santa U Are The One


Lyrics to Santa U Are The One

You come around to every child in the world

Always on time you’re never late, every year
How does it feel to work, everyone’s off, no one to help you
How do you reach us all, it’s for sure, no one does it better



Christmas is finally here
It’s time to celebrate
cause you make a better world, year after year
Soon you’ll be on your way
Spreading joy everywhere
There’s no one like you
Santa, you are the one



You creep down the chimneys at night, that’s right
And you always know who has been naughty or nice
How does it feel to work, everyone’s off, no one to help you
How do you reach us all, it’s for sure, no one does it better



Christmas is finally here
It’s time to celebrate
cause you make a better world, year after year
Soon you’ll be on your way
Spreading joy everywhere
There’s no one like you
Santa, you are the one



Thank you Santa, thank you (you are the one)
Don’t go Santa, don’t go (you are the one)
Thank you Santa, thank you (you are the one)
Don’t go Santa, don’t go



I hope you enjoy this song
It’s a gift from everyone
Thank you for all that you have done



Christmas is finally here
It’s time to celebrate
cause you make a better world, year after year
Soon you’ll be on your way
Spreading joy everywhere
There’s no one like you
Santa, you are the one (Santa, you are the one~)



Christmas is finally here
It’s time to celebrate
‘cause you make a better world, year after year (year after
year)
Soon you’ll be on your way (on your way)
Spreading joy everywhere 
There’s no one like you (no one)
Santa, you are the one



You are the one
Santa, you are the one
You are the one
Santa, you are the one



You are the one
I said, you are the one


Dec 11, 2011

It Has Been Completed!

Hellaaaa fellas! how's ur day?
Hari ini rasanya lega sekali karena sudah menamatkan sebuah short story berseri yang susah juga menentukan endingnya harus kayak gimana enaknya #tsaaaaah


akhir-akhir ini gue sibuk banget sampai ga sempet nyentuh blog ini, bukan sombong atau sok sibuk tapi yakinlah sumpah gue sibuk banget *benerin poni*


Di tengah-tengah kesibukan gue kejar-kejaran sama dosen soal bimbingan dan ujian proposal, bimbingan dan ujian PKL (Praktik Kerja Lapangan) dan sampai pada akhirnya semua cecurut itu sudah di acc juga.... #mimisan
belum lagi tugas-tugas kuliah gue yang udah semakin ga waras, entah tugasnya yg ga waras atau gue yang ga waras sampe ga bisa ngerjain tugas-tugas itu *lari ke shower*
yah maklumlah udah semester akhir gini, biarpun sks sedikit tapi tugasnya semakin berat, dan sekarang gue tinggal memulai untuk bertempur dengan dosen-dosen gue! eh maksudnya SEKERIPSI (baca: skripsi) *singsingkan lengan baju* *angkat cangkul*


Okay! back to topic!
jadi intinya, short story yang gue bikin berseri ini udah jadi dehh..
udah ketemu endingnya! *zoom out zoom in*


sebelum gue bikin endingnya ini cerita, ada temen-temen gue yang kebetulan juga suka baca cerita gue (baca: gue paksa) haha ga ding! mereka emang suka baca-baca cerita gue karena awalnya gue paksa (sama aja ya?) hahaha.. mereka suka nagih-nagih ke gue "Eh mana lanjutannya? lama banget! penasaraaan niiiih" yah semacam itu lah kurang lebih, kadang-kadang mereka suka lebay sampai mau bakar diri segala gara-gara lama nungguin lanjutan cerita-cerita yang gue buat (yang dicetak tebel itu bohong)


Nah, karena kebiasaan gue menulis cerita itu harus pake backsong (kalo di pilem-pilem namanya soundtrack) jadi ini dia lagu-lagu yang gue pake


( Part 1 )  NeverShoutNever - Did it hurt
( Part 2 )  We The Kings - Heaven can't wait
( Part 3 )  Owl City - I'll meet you there


mungkin kalo kalian pada baca ceritanya sambil dengerin lagunya bakal lebih asik #njieeeee
eh iya! kalo udah baca, jangan lupa leave comment ya, kritik atau saran atau sekedar corat-coret bolehlah :D


Ini dia serinya "Not You" kalo mau baca klik aja link di bawah ini okay!


Not You
Short Kiss
Tons of Love


Hope you like it! Happy reading! :D

Dec 10, 2011

Tons of Love


The short story below is the 3rd part (last part)
of short story entitled Not You



Pagi tak pernah secerah ini, dan detak jantungku belum pernah sekencang ini. Aku sedang bersama Billy menikmati sarapan di sebuah kedai roti. Aku akhirnya memutuskan berangkat ke sekolah bersama Billy, sebenarnya bukan memutuskan, hanya saja Billy menjemputku lebih awal dari Choky, lagipula aku tak menganggap serius perkataan Choky, ah sudahlah! Kenapa aku jadi memikirkannya? Seharusnya aku menikmati sarapanku bersama Billy, orang yang sangat aku sukai. Billy mengajakku mampir untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

“Kenapa makanannya Cuma dipelototin Ra? Lo ga suka?” tegur Billy.
“Suka kok, suka…. cuma tadi ada yang gue pikirin aja kak.” jawabku.
“Mikirin apa? Mikirin Choky? Biar gue telepon dia deh, gue bilang lo lagi sama gue.” Billy memasukkan tangan ke saku celananya hendak mengeluarkan ponsel, namun aku segera mencegahnya.
“Ga usah kak, apaan sih? ngapain juga gue mikirin dia, yuk kak.. udah jam tujuh nih, nanti telat lagi.” selaku.
“Hmm.. oke, yuk!”

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, aku hanya diam memandang ke ruas jalan dibalik jendela mobil Billy, sementara Billy masih berkonsentrasi menyetir di balik kemudinya. Sesekali Ia menanyakan  hal-hal kecil seperti makanan yang aku suka, restoran favorit, atau biasanya hang-out kemana aja. Aku hanya tak bisa mengendalikan diri, aku terlalu gugup berada di sebelah Billy, duduk sedekat ini dalam satu ruangan yang ada hanya kami berdua. Dan Billy adalah tipe cowok yang cuek, cool but care. Seperti sekarang ini, dia membukakan pintu mobil untukku, tidakkah itu berlebihan?
Aku hanya bisa tersenyum dan tak bisa menahan semu merah di pipiku, kami berjalan beriringan, dan aku tak tahu kenapa aku bisa sekaget ini ketika melihat sosok lelaki yang sedang duduk di atas sepedanya namun tidak sedang mengayuh, melainkan memandang ke arah kami dari kejauhan dengan wajah kaku dan pandangan yang begitu tajam,  seakan mampu menembus wajahku yang saat ini semakin merah padam, astagaaaa! Itu Choky, sepertinya dia sedang marah.
Aku ingin menghampirinya, namun ia sudah berbalik dan pergi mengayuh sepedanya, aku benci perasaan ini, perasaan bersalah pada Choky.
“Nara, lo ga apa-apa?” Tanya Billy.
“Ga kak, gue ke kelas duluan ya, thanks tumpangannya.” aku pergi meninggalkan Billy.
Entahlah, perasaanku begitu kacau, otakku dipenuhi dengan perasaan bersalah terhadap Choky, aku tak bermaksud untuk meninggalkannya, kan aku memang belum menyetujui ajakannya? Jadi terserah aku kan?
Aku benar-benar tak bisa berkonsentrasi di kelas, hingga bel istirahat pun berbunyi.
Aku memutuskan untuk diam saja di kelas, aku sedang tak ingin kemana-mana. Dan tiba-tiba saja ponselku berdering.

Hari ini gue lagi ga pengen ketemu elo, jangan tanya kenapa
Nanti malem gue jemput jam 7 oke!

Choky lagi? Apa maksud dari sms-nya? Dia mau mengajakku pergi? Dan malam hari?

Aku melemparkan tubuhku ke atas kasurku, aku lelah sekali hari ini, aku memilih untuk naik bis sepulang sekolah. Aku tak mau lagi semobil dengan Billy, aku hanya ingin tenang.
Ya Tuhan, kenapa aku harus terlibat dengan kedua cowok itu? Aku ingin kembali ke kehidupanku yang dulu, tenang dan tanpa mereka.

Aku baru saja mengeringkan rambutku yang basah karena habis keramas, dan Choky sudah meneleponku untuk segera bergegas karena dia sudah menungguku di bawah. Oh betapa menyebalkan orang ini. Aku segera mengenakan kemeja kebesaranku yang berwarna putih dan celana jeans pipa favoritku, aku memakai asal-asalan flat shoes andalanku dan tentu saja rambutku yang masih setengah basah, berantakan sekali aku hari ini.

Choky sudah berdiri di sebelah motor gedenya, dengan kaos turtle neck dan jaket jeans belel, celana jeans skinny dan sneaker yang melekat di kakinya, ia lalu membuka kacamata hitamnya untuk sekedar melemparkan senyum untukku.
Yah, jujur saja dia kelihatan lebih keren di luar seragam sekolahnya, dan aku benci harus mengakuinya.

“Ayo naik!” Katanya sambil menepuk jok belakang motornya, dan aku benci melihat senyumnya yang menyebalkan itu, aku hanya benci karena dia terlihat semakin tampan, ah! perasaan macam apa ini. Akupun duduk di belakangnya dan dia menarik gas dengan kencang sehingga aku terkaget lalu reflek memeluknya. Sial!

“Ternyata lo pengertian banget ya? Belum gue suruh udah peluk duluan.” katanya menyeringai.
Aku sentak melepaskan pelukanku, namun dia justru menarik tanganku dengan salah satu tangannya, dan melingkarkan tanganku di pinggangnya sambil mengemudikan motornya, ia terus menggenggam tanganku, dan anehnya aku mulai menyukai itu, aku sangat menikmati duduk di belakangnya dan memeluknya, walau kesannya terpaksa tapi jujur aku suka melakukannya.

“Ra, udah sampai nih, lo tidur ya?” Choky menoleh ke arahku.
“Enak aja lo! Siapa yang tidur? Iya gue turun!” jawabku ketus.
“Haha.. marah-marah mulu lo, hari ini ga ada marah-marah ya, karena seharusnya gue yang marah.” Katanya sambil memarkirkan motornya.
“Kenapa lo mesti marah? Aneh!”
“Kenapa? Ya marahlah, pacar gue pergi sama cowok lain, dan cowok itu sahabat gue sendiri.” katanya sambil melengos.
“Gue ga pergi, Cuma dianter sekolaaaaah…..”
“Ya, sama aja artinya lo selingkuh.”
“Gue ga selingkuh, kan cuma dianter sekolah doang?” aku bergumam dan segera menyadari sesuatu. “Heh! Lagipula ga bisa dikatakan selingkuh juga, kan elo bukan pacar gue!”
“Udah yuk jalan, gue ga mau ngerusak mood hari ini.” Lalu ia menarik dan menggenggam tanganku.

Kita lagi ada di taman bermain, disini bukan tempat favoritku, aku tidak suka tempat ramai. Namun di malam hari, tempat ini tidak begitu ramai, tempat ini dipenuhi dengan pepohonan yang rindang, ruas-ruas jalan yang terlihat sejauh mata  memandang dan tentu saja banyak arena permainan disini. Kita berjalan bergandengan melewati jalan setapak, angin malam menerbangkan rambutku yang tergerai di seputar bahu, aku menikmatinya.

“Ga sesuai keinginan lo ya? Mungkin lo pikir gue bakal ngajak lo nonton, atau makan di restoran, tapi malah ngajakin lo ke tempat beginian.” Katanya sambil sesekali memandang ke arahku.
“Gue ga heran kok, kapan sih lo bisa jadi orang yang menyenangkan? Lo selalu melakukan hal yang lo mau tanpa nanya dulu ke gue.” cetusku.
“Haha.. sorry deh, lain kali kita pergi ke tempat yang lo mau, sekarang lo nikmatin aja dulu ini ya.” katanya, sementara aku hanya melengos tak mempedulikannya.

Begitu banyak arena permainan yang kami nikmati, dia berhasil membuatku senang hari ini, ternyata dia tidak menyebalkan seperti biasanya, terkadang dia begitu manis. Dia membelikanku kembang gula dan es krim dengan menghilang terlebih dahulu dan tiba-tiba saja dia muncul membawakan aku kembang gula, es krim, boneka-boneka hadiah dari permainan yang ia menangkan, dan itu dia lakukan berkali-kali. Manis sekali kan? He made my day!

Dia masih menggenggam tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang es krim, dan tangan kiri Choky membawa boneka yang ia berikan kepadaku. Kami hanya saling diam, dan aku tersenyum dan kurasakan pipiku mulai bersemu.
Dan tiba-tiba saja kami berpapasan dengan Billy yang sedang menggandeng tangan seorang perempuan, namun kulihat Billy segera melepaskan genggaman tangannya.
Perempuan itu cantik, tubuh semampai dengan rambut panjangnya yang ikal dan hitam pekat--indah sekali, bahkan aku yang perempuan saja terpesona melihatnya tersenyum ke  arah kami.

“Kalian disini juga? Kok lo ga bilang gue Chok? Kan bisa bareng aja.” Billy menyapa lebih dulu.
“Kenapa gue harus bilang? Gue cuma pengen berdua aja sama cewek gue.” Jawab Choky ketus.
“Oh jadi ini cewek kamu? Kalian serasi banget.” Kata perempuan itu.
“Iya dong, kita emang serasi BANGET!” sahut Choky dengan nada yang sedikit ditekankan, sambil merangkulku.
“Oh ya Ra, kenalin ini Sherly, dia…” belum selesai Billy berbicara, Choky sudah menyelanya.
“Okay guys! Gue mau ke tempat lain nih sama Nara, have fun ya…” Choky menarikku dan meninggalkan tempat itu, wajahnya menunjukkan garis kaku, aku tak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Aku hanya mengikuti kemana langkah Choky membawaku.

Dan tiba-tiba saja Choky mengajakku berlari, menaiki jalanan yang menanjak dan masuk ke lorong-lorong bangunan tua yang dindingnya sudah terkelupas dan dipenuhi lumut di dasar bangunannya.

“Lo ngajak gue kemana? Kenapa tempatnya serem dan gelap banget?” tanyaku.

Namun Choky tidak menjawab pertanyaanku, melainkan meracau dengan kata-kata yang tidak aku mengerti.

“Dia dulu cewek gue, dan gue dulu sayang banget sama dia tapi sekarang gue benci banget sama dia, gue ga akan pernah bisa maafin dia.” Katanya dengan gigi terkatup dan terus menarik tanganku sambil berjalan cepat, napasnya memburu, dia tampak begitu marah.

“Gue ga pernah berharap buat ketemu dia lagi, kenapa gue harus ngeliat dia!” Choky terus meracau.
“Chok, gue capek bisa berhenti sebentaaar aja?” kataku sambil terengah-engah mengatur napasku, Choky berhenti dan memandang ke arahku, lalu memelukku.
“Maafin gue Ra, gue terlalu emosi, gue ga bisa mengontrol diri gue sendiri.” Choky memelukku lebih erat, tubuh jangkungnya seakan menyelimuti tubuh mungilku, bisa kurasakan napasnya dan degup jantungnya. Lalu aku mulai berbicara perlahan.

“Jadi Sherly itu mantan pacar lo? Dan sekarang dia pacaran sama Billy?” aku bertanya dengan sangat hati-hati.
“Iya, ternyata mereka selingkuh di belakang gue, saat itu Billy juga punya pacar dan dia juga dalam keadaan berselingkuh.” Ada jeda sebentar, lalu Choky melanjutkan “Gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri, mereka berdua berciuman, saat gue ga sengaja masuk ke kamar Billy, entahlah… gue cuma liat sampai disana aja, karena gue langsung pergi.” Dan dia kembali diam, lalu melanjutkan lagi. “Haha.. lucu ya? Gue dikhianati pacar dan sahabat sendiri.”

Aku hanya diam, dengan ragu-ragu aku menepuk pundaknya. Aku tak tahu harus bagaimana, aku tak pernah melihatnya semarah ini. Dia hanya duduk diam, menekuk lututnya sambil menatap lurus ke depan, pandangan kosong.
Sesaat kemudian, ia menoleh ke arahku dan berkata “Lo ga apa-apa kan?”
“Iya tentu aja ga apa-apa, emang kenapa?” tanyaku heran.
“Lo beneran ga apa-apa ngeliat Billy bawa pacarnya? Bukannya lo suka Billy?”
“Hmmm… gue juga ga tau, perasaan itu tiba-tiba aja hilang, dan gue baik-baik aja ngeliat Billy punya pacar, it feels like my feeling to him has gone.” Jawabku sambil mengangkat bahu.
“Maksud lo? Lo udah ga ada perasaan apa-apa lagi sama Billy?”
“Iyaaa, gue juga ga ngerti, gue ngerasa biasa aja, dan jujur gue malah cemburu waktu tau ternyata cewek cantik yang hampir sempurna itu adalah mantan lo.” jawabku sambil menunduk dan bisa kurasakan pipiku memanas.
“Apa? Lo tadi bilang apa? Lo cemburu karena gue? Bukan karena Billy?” Tanya Choky terperangah.
“Ga tau deh, lupain aja.. mmmmhhhh… balik yuk, udah malem banget nih.” Aku segera bergegas dan berdiri, aku hanya merasa gugup dan deg-degan. “Sial! kenapa gue harus ngomong kayak gitu?” rutukku dalam hati.
“Heh tunggu dulu!” Choky menarik tanganku dengan sigap, lalu ia menatapku lekat.

Choky menatapku sepersekian detik, memelukku dengan dekapan yang sangat hangat, lalu tiba-tiba saja ia mengecup bibirku, aku tersentak berusaha melepaskan pelukannya.
Namun Choky bukannya melepaskanku, dia justru mencium bibirku semakin dalam dan aku mulai menyukainya dan mebalas ciumannya, dekapannya semakin erat, dia begitu hangat.

Lalu sesekali ia memandangku dan membelai rambutku dengan lembut, pandangan matanya yang tajam dan senyumnya yang selalu memunculkan sepasang lesung pipit yang bernaung di kedua pipinya.

“Nara, sekarang kita resmi pacaran, lo baru aja cium gue kaaan?” Choky mulai menggodaku lagi.
“Lo ngerusak mood gue, gue mau pulang!” aku hendak melepaskan pelukannya namun aku lupa satu hal, dia jauh lebih kuat dariku.
“Eits! Gitu aja ngambek, lo mau gue cium lagi?”
“Lo emang nyebelin!” aku hampir menangis karena digoda olehnya, tapi aku segera tertawa karena dia memelukku dari belakang dan menggelitik pingangku, dia memang selalu pintar mengendalikan suasana, that’s why I like him, no! I love him!

“Lo ga boleh lagi dianter sekolah atau pergi-pergi sama Billy oke! Just don’t!” ancamnya.
“Iya, gue maunya naik sepeda bareng lo lagi.” jawabku sambil menarik pipinya dengan kedua tanganku.

You know why I said that? Gue cuma ga mau kehilangan lagi! I just don’t want to lose you.
katanya sambil memelukku.
“Never” jawabku balas memeluknya.
Lalu ia mengecup keningku dan aku rasa bangunan tua ini akan runtuh karena menanggung berton-ton cinta antara aku dan Choky.



Part 1 Not You
Part 2 Short Kiss

Story by : Risty
Backsong : Owl City - I'll meet you there

Nov 8, 2011

We Are The In Crowd - Rumor Mill


Rumor Mill (official music video) 



Rumor Mill (Lyrics)

Here we go again, 
It's like you're calling all the shots before I shoot them
And I hate that.
Every time I turn my back I wonder what you'll
Say to make me sound like someone different

It's not worth it anymore! 

We've been picking up the pieces
Leaving all the dust behind.
Sick of all the pressure
You're just wasting time
And I don't ever wanna know what it feels like
To be a shadow of myself
And I don't ever wanna come back down from this feeling
What makes you think that you know what's better for me
And I don't think you wanna see what's underneath
Your made up version of me

There you go again believing
That the truth is what you're reading
Talk some shit I haven't heard before.
If you've got something to say
Don't wanna talk about it
If you need someone to blame
Don't wanna cry about it
I measure life in minutes but these critics think they've got me figured out

We've been picking up the pieces
Leaving all the dust behind.
Sick of all the pressure
You're just wasting time
And I don't ever wanna know what it feels like
To be a shadow of myself
And I don't ever wanna come back down from this feeling
What makes you think that you know what's better for me
And I don't think you wanna see what's underneath
Your made up version of me

I lost the strength to keep my grip on the reality that
Everything from day to day is
Fading from my memory but I'll
Never let this grow
Out of my control and watch your steps so
You don't fall into this hole you've dug alone

This hole you've dug alone

And I don't ever wanna know what it feels like
To be a shadow of myself
And I don't ever wanna come back down from this feeling
What makes you think that you know what's better for me
And I don't think you wanna see what's underneath
Your made up version of me

Your made up version of me

Nov 7, 2011

Yellow Card - Hang You Up



Kalian pasti udah pada tau lagunya Yellow Card yang Hang You Up kan?
dan ini dia versi nya mereka akustikan bareng Cassade Pope, vokalisnya Hey Monday!


In this below is the one song from the album When You’re Thinking, Say Yes was released back in acoustic version. Hang You Up song is sung with vocalist from Hey Monday (Cassade Pope).
Listen to the tape directly below!



Hang You Up (Official Music Video)


Yellow Card - hang You Up (Lyrics)

I can not hold this anymore
My hands are tired of only waiting to let go
And I am waiting...still

I used to know which way to turn
You were a light inside a tunnel in my head
I try to follow...still
I try to follow...still

It's hard to see you, we are older now
And when I find you, you just turn around
This is a black and white of you i've found
I hang you up and then I pull you down
I hang you up and then I pull you down

No more apologies from me
My arms are tired of picking up what I put down
You're all I think of...still

I'm gonna miss you everyday
I turn my back on anyone who won't believe
And it gets lonely...still
It gets lonely...still

It's hard to see you, we are older now
And when I find you, you just turn around
This is a black and white of you i've found
I hang you up and then I pull you down
I hang you up and then I pull you down

I get lost sometimes
Another year flies by
But I know if I try
Memories of the light in your eyes
Can take me back in time

It's hard to see you, we are older now
And when I find you, you just turn around
This is a black and white of you I found
I hang you up and then I pull you down
It's hard to see you we are older now (we are older now)
And when I find you, you just turn around (you turn around)
This is a black and white of you I found (you I found)
I hang you up and then I pull you down
(pull you down)
I hang you up and then I pull you down
(pull you down)
I hang you up and then I pull you down
(pull you down)

I don't hear music anymore
My ears are tired of all the pictures in the words
Cause you are in them...still

Nov 6, 2011

I Wanna Dance With You Forever


#11Projects11Days #Day7 #DanceWithMyFather Nulis Buku @Nulisbuku


Sebelas tahun telah berlalu ketika kenangan itu pergi bersama gelak tawa dan semua kelakarnya.
Ketika kepolosan itu tak lagi ada padaku, ketika aku masih suka bermanja dan bersembunyi di balik punggunggmu.
Dan ketika kau bisa menghabiskan setiap sisa waktumu untuk menari bersamaku dan Mama.
Karena sesungguhnya aku rindu padamu..
Papa..

Hari ini adalah ulang tahunmu Papa, ini adalah kali ke sepuluh aku merayakannya dengan Mama, tanpa kehadiranmu disini Papa.
Aku rindu, sangat merindukanmu Papa.
Begitu juga Mama yang selalu membuatku tegar untuk merelakan kepergianmu, walaupun tak jarang aku menemukan Mama menangis di balik ruang gelap di rumah ini.
Maafkan aku Papa, seharusnya aku yang bisa menghibur Mama, namun aku tak cukup kuat, aku terlalu menginginkanmu disini Papa.
Aku ingin melihatmu lagi meniup lilin ulang tahunmu bersamaku dan Mama.

“Bianca sayang, ayo kita berdoa sebelum kita meniup lilinnya untuk Papa.” Mama memelukkku lembut dan membuyarkan lamunanku.
“Iya Ma, Bianca kangen Papa, Ma..” aku balas memeluk Mama dan menatapnya.
“Mama juga, Papa juga pasti kangen sama kita dan Papa pasti ga suka ngeliat kita sedih.”
“Ma, sekarang Bianca udah besar, kenapa Bianca masih suka cengeng? Kenapa Bianca ga bisa tegar kayak Mama?” suaraku bergetar, berusaha menahan air mataku.
“Papa udah tenang sekarang, jadi sekarang kita hanya perlu mendoakan Papa, agar sehat selalu disana.” Mama membelai rambutku dengan lembut dan kita menuju ruang tengah bersama.

Ketika aku dan Mama mulai memejamkan mata, berdoa untuk Papa, seketika bayangan itu berkelebat di kepalaku, membawaku pada peristiwa sebelas tahun lalu.

***

I still carry on and..
I still walk around and..
I still feel the warming glow..

Alunan lagu I Still Carry On milik Michael Learns To Rock membawaku dalam pelukan Papa, kami selalu menari bersama dengan diiringi lagu ini. Papa menarik tanganku, memutar tubuhku, membuatku terlihat seperti seorang putri. Bahkan aku pernah memecahkan vas bunga kesayangan Mama karena aku begitu antusias dan bersemangat, lalu Mama pun memarahiku dan aku selalu bersembunyi di balik punggung Papa.
Papa berbalik, menarik tanganku dan membawaku kehadapan Mama, mengajarkanku cara meminta maaf ketika aku telah melakukan kesalahan.
Papa tak pernah salah di mataku, Papa selalu membuatku berani untuk mengakui kesalahanku dan meminta maaf atas kesalahan yang aku lakukan.

“Kenapa vas bunga Mama dipecahin? Sini kamu Biancaaaa…” Mama menegurku, aku ketakutan dan memeluk pinggang Papa, karena pada saat itu umurku masih 8 tahun, tinggiku masih setengah dari tinggi badan Papa.
“Kenapa kamu sembunyi sayang? Ayo minta maaf sama Mama.” Bujuk Papa dengan lembut.
“Bianca ga berani Pa, takut dimarah Mama.”
“Ga akan dimarah kalo kamu berani minta maaf dan menyesali kesalahanmu, let’s try to apologize, dear.” Papa meyakinkanku dan membuatku menuruti perintahnya.

“Ma, Bianca minta maaf, lain kali Bianca ga akan bikin Mama marah lagi.” Aku menunduk dan menarik ujung kemeja Mama, merengek minta maaf dengan segala kepolosanku.
“Kamu tau ga? Kamu udah melakukan kesalahan, dan kamu udah berani minta maaf jadi Mama maafin, tapi jangan diulangi lagi, karena ini adalah sebuah kesalahan, mengerti?” Mama berbicara tegas padaku dan aku hanya mengangguk lalu berlari ke pelukan Papa.
Aku sangat ketakutan pada waktu itu, aku merasa sangat bersalah pada Mama, namun Papa selalu menghiburku dengan menceritakan sedikit lelucon yang selalu membuatku berhasil tertawa dan merasa nyaman. Papa bisa melakukan apapun, sampai pada suatu saat akupun bertanya.

“Pa, Bianca suka menari sama Papa! Bianca suka lagu ini!” Aku terus menari dengan semangat dan medongak ke arah Papa, sementara musik terus mengalun.
“Papa juga suka sayang! Ayo kita terus menari!.” Papa menarikku dengan keras dan membuat kakiku tak menyentuh lantai, Papa mendekapku dalam pelukannya. Aku sangat bahagia saat itu.
“Pa, sampai kapan kita akan berhenti menari?”
“Sampai musik ini berhenti! Ayo kita menari lagi!” Papa begitu bersemangat.
“Bianca ga mau, Bianca mau terus menari sama Papa, biarpun musiknya udah berhenti.” Rengekku.
“Untuk hari ini, sampai disini dulu, Papa mau berangkat ke kantor,kamu juga harus ke sekolah kan? nanti kalo Papa udah pulang kita akan menari lagi, setuju?” Papa tersenyum dan meyakinkanku, membelai rambut hitamku, dan mengecup keningku yang terhalangi oleh poni.

Hari sudah malam, tapi Papa belum juga pulang dan aku bertanya pada Mama.
“Ma, Papa kok belum pulang? Kita kan udah janji mau menari bersama.” Tanyaku.
Mama sedang merapikan pakaian yang baru saja selesai disetrikanya, lalu Ia memegang bahuku pada kedua sisinya dan berkata.
“Mama telepon Papa dulu ya, mungkin Papa lagi ada rapat.”
Sebelum Mama menelepon, telepon rumahku pun berdering terlebih dahulu, aku tak mengerti apa yang dibicarakan Mama dengan orang di telepon itu, namun aku melihat air mata Mama menetes, iya! Mama menangis! Aku berlari ke arah Mama, memeluknya karena aku ketakutan melihat Mama menangis, Ia balas memelukku dan menangis hingga bajuku basah, namun aku sedikitpun tak mengerti apa yang membuat Mama menangis.

Mama tak berkata apa-apa padaku, Mama hanya pergi meninggalkanku, bergegas mengendarai mobilnya, sementara aku di rumah hanya bersama mbak Ratna, pembantuku. Mbak Ratna juga memelukku dan menangis, aku bertanya padanya kenapa semua orang menangis, namun Ia hanya mengatakan padaku jika Ia yang akan menemaniku tidur malam ini.

Pagi pun datang, dan aku menemukan rumahku begitu sepi hanya ada aku dan mbak Ratna, Papa belum juga pulang, aku lelah menunggu, pikirku saat itu Papa telah mengingkari janjinya untuk menari denganku.
Lalu Mama datang, dengan matanya yang sembab dan ia berpakaian serba hitam.

“Bianca, ayo mandi, kita harus pergi.” Kata Mama lembut.
“Pergi kemana Ma, Bianca mau berangkat sekolah sama Papa.” Kataku, lalu Mama berjongkok menyamai tinggi badanku, dan memelukku.
“Kita mau nganterin Papa, tadi Mama sudah bilang ijin sama guru kamu di sekolah.” Bisa kudengar ada getar pada suara Mama.
“Memang Papa mau pergi kemana Ma?”
“Papa mau pergi ke tempat yang sangat indah, namanya surga.” Aku lihat ada senyum di bibir Mama.
“Surga? Bianca mau ikut Papa! Bianca mau menari sama Papa disana!” pekikku histeris.
“Ga bisa sayang, kamu tetap tinggal disini sama Mama.”
“Ga mau Ma! Bianca mau ikut Papa!” aku berteriak dan Mamapun menangis, aku merasa sangat bersalah dan memeluk Mama.
“Kamu ga bisa ikut Papa sayang, kamu harus tetap disini sama Mama, Mama ga akan kuat kalo ga ada kamu, Mama bertahan untuk kamu sayang.” Mama menangis dan memelukku semakin kencang, akupun ikut menangis bersama Mama, walaupun aku tidak mengerti tentang apa yang dikatakan Mama pada saat itu. Aku hanya tak bisa melihat Mama menangis dan sedih karena tak bisa ikut bersama Papa ke Surga.

Dan semakin aku tumbuh besar, akupun semakin mengerti kepergian Papa. Papa kecelakaan dalam perjalanan pulang, Papa meninggal di tempat kejadian karena kehabisan darah, dan mulai saat itupun aku sadar, aku tak akan bisa lagi menari bersama Papa dan tak bisa lagi bersembunyi di balik punggunggnya.

***
Aku membuka mataku dan meniup lilin ulang tahun bersama Mama, walaupun Papa tak ada disini tapi aku merasakan kehadirannya.

Seandainya saja lagu I Still Carry On tidak berhenti, aku pasti masih menari dengan Papa.
Seandainya ada lagu lain yang bisa kuputarkan untuk menari dengan Papa, aku akan memilih lagu yang tak akan pernah berhenti, lagu yang tak akan pernah berakhir, sehingga aku terus bisa menari dengan Papa.

Ini sudah sebelas tahun Pa, umurku sudah 19 tahun sekarang, tapi aku masih gadis kecilmu.
Aku sekarang sudah duduk di bangku kuliah, aku berharap kau bangga padaku.
Apa kau bisa melihatku? Apa kau tahu betapa aku merindukanmu?
Apa kau bisa melihat betapa aku mencintaimu?
Aku tau, kau selalu denganku ketika aku jatuh.
Aku mencoba untuk tidak bersedih, namun aku tak bisa.
Aku berharap kau tau, kau adalah pahlawanku!
Aku sangat mencintaimu Pa, aku ingin menari lagi denganmu.

Aku berkata dalam hati sebelum aku merebahkan tubuhku dia atas tempat tidur.

Aku melihat Papa duduk di sisi tempat tidurku, tersenyum dan membelai rambutku. Aku bangkit dan balas memeluk Papa, namun Papa hanya balas memelukku tanpa berbicara sedikitpun, aku mengatakan aku sangat merindukannya, namun Papa tetap diam, lalu melepaskan pelukanku.
Seketika semuanya menjadi gelap dan aku kehilangan jejak Papa, aku berteriak menangis memanggil Papa.

“Kamu kenapa sayang?” Mama memeluk dan menenangkanku.
“Bianca tadi liat Papa, Ma..” aku memeluk Mama dan air matakupun jatuh, namun Mama hanya diam dan memelukku semakin erat, memintaku untuk kembali tidur.

Saat itu aku sadar, bahwa aku hanya bermimpi..
Aku hanya begitu merindukan Papa..


Story by: Risty
Based on song : Luther Vandross - Dance with my father
This story was made on project: #11Projects11Days @Nulisbuku #Day7 "Dance with my father"