Search

May 13, 2015

The True Happiness

What is happiness?


 Have you been thinking about your happiness in very basic?

I was thinking that happiness is having a lot of money, happiness is eating delicious food, happiness is shopping and so many more material things! But.....

Now i realize..
By having all of that things without sharing, it means nothing.
Yup!
Now i know, happiness is being together with the people i love, such as: family and friends!


Seringkali kita lupa dengan apa yang paling membuat kita bahagia, kita terlalu terpaku pada hal-hal yang berhubungan dengan materi, misalnya; makan, shopping, hang-out, beberapa hal tersebut selalu kita hubung-hubungkan dengan kebahagiaan. Iya memang bener kok, gue juga mengakui kalo gue sempet berpikir begitu, kalo gue punya duit banyak gue bisa beli apapun yang gue mau dan tentunya itulah yang menyebabkan gue bahagia. Oh no..no..no... Salah besaaaar! Ternyata pemikiran itu totally wrong! Kenapa?

Gue setuju kalo salah satu yang bikin kita tersenyum dan feel unstressed adalah bebas dari masalah financial, bisa melakukan apapun yang kita mau pake duit semaunya. Tapi pada ga nyadar kan kalo semua kekayaan itu dihabisin sendiri rasanya gimana? Hampa shay.....

Gue mulai menyadari ini ketika gue duduk sendiri di starbucks karena ada sesuatu yang harus gue kerjakan, suntuk! dan caffeine selalu jadi jalan keluar buat kesuntukan gue. Setelah selesai dengan kerjaaan yang harus berhubungan dengan koneksi internet, gue pun mulai merasa bored karena ternyata daritadi gue sibuk sendirian, iPad pun gue tutup dan cari hape buat nge-chat temen2 gue, bahkan beberapa ada yang gue telepon. But.. Sayang sungguh sayang, mereka lagi pada punya acara masing-masing dan ada beberapa yang punya kesibukan.

Kemudian gue ngerasa laper banget, dan kebetulan di sebelah Starbucks ini ada McD, melipirlah gue ke resto sebelah, oh well, i have money, i have a lot of food in front of me, but no companions, nobody! Sumpah! Makan sendiri itu rasanya ga enak banget!!! Sukur-sukur kalo ada cermin di depan gue, kan bisa ngaca tuh, jadi ga berasa sendiri-sendiri banget ahahahah...

Dan saat itu gue sadar,
Punya duit, punya banyak makanan, really means nothing without companions, without sharing *nangisbombay*
Dan saat itu, gue tiba-tiba kangen banget sama temen-temen gue, karena makanan jadi lebih enak kalo makannya sambil ketawa-ketawa bareng mereka, and yes do gossip! Hahaha..
Gue juga tiba-tiba kangen sama adek gue yang paling nyebelin sedunia tapi selalu setia dengerin cerita-cerita yg mostly ga penting!
Gue tiba-tiba kangen sama sepupu gue yang biasanya selalu ada waktu buat nemenin gue kapanpun tapi saat itu dia lagi ada kesibukan.
Gue tiba-tiba kangen sama Nyokap yang selalu siapin sarapan pagi dan bekal makan siang untuk gue bawa ke kantor, walaupun gue anak yang unlovable dan pemilih banget soal makanan.
Gue tiba-tiba kangen sama Bokap dengan sifat over protectivenya yang selalu tanya tiap gue telat pulang ngantor.

Disana gue mulai sadar, happiness itu bukan hanya soal duit meluluuuuuu... tapi ketika kita bisa bagi kebahagiaan yang kita punya ke orang-orang yang kita sayang, that's the truly happiness!

Happiness is...
Being together with the people we love..
Happiness is
when we can share what we have to the people we love..

And here is my favorite quotes by Mahatma Gandhi:


And the last thing is:
I'm so grateful to those who still by my side till now, and thank you so much to those who still loving me eventhough when i'm being unlovable..

I love you so much Mom, Dad, Sister, Cousin, and also all of you dear my friends! :*
And now i realize, you all are my happines :')

Mar 25, 2015

Sadness Limits


Pernah ga sih kalian ngerasa capek banget? rasa-rasanya banyak banget ada hal-hal yang berebut buat stay di otak kita, di pikiran kita? Kadang kita suka marah-marah ga jelas, kadang juga ga mood ngapa-ngapain, bahkan sampe nangis sendirian saking gabisa nahan rasa capek oleh berbagai macam hal yang lari-lari di otak kita.

Semakin bertambahnya usia, kita jadi dituntut untuk semakin dewasa, lebih ke tuntutan dari diri sendiri yang maksa kita buat ga cengeng dan berdiri di atas kaki kita sendiri untuk handling berbagai macam masalah yang kita hadapi. Curhat ke teman? hmmm... makin gede tingkat kepercayaan kita ke orang lain jadi makin minim, eventho our BFF.

Dulu jaman masih teenagers, waaah dikit-dikit bawaannya pengen curhaaaat mulu, bahkan ga tanggung-tanggung curhatnya ke radio coba? Hahaha... itu salah satu keindahannya masa remaja guys, kalo udah masuk ke dunia industri, oh no no no.... you don't have a time to find a shoulder to cry on.. hiks..

Waktu jaman sekolah atau kuliah dulu, batas stress itu ya karena tugas yang dikasih guru atau dosen. Apa-apa dikit bilangnya stress, kadang-kadang kalo dipikir lagi statement yang dikeluarin itu ga penting, such as:

"Aduh gila stress banget gue, printer rusak dan mesti ngeprint tugas di luar, gue udah telat ngampus!"
"Aduh stress banget ini bisa mati gue! UAS besok dijaga sama dosen A, ga bakal bisa nyontek nih!"
"Stress! mau mati aja deh! besok ada tes interpreter di kampus, gue belum siaaap!"

Well, kalo diinget-inget dan dibandingin sama stress yang kita alami di dunia industri ataupun di kehidupan yang sebenarnya, yang kaya gitu mah, NOTHING!!


Yup! karena masa muda adalah masanya berdrama! hahahahaha...

Begitu juga dengan batas kesedihan yang berbeda drastis, saat segalanya masih dibiayai ortu dan bisa kuliah dengan tenang. Kalopun ngambil freelance job saat libur kuliah, paling juga dipake buat nambah-nambah uang jajan atau sekedar nambahin koleksi buku. Kalo dibandingin sama sekarang, life was pretty easier.

Kesedihan menurut kita versi teenagers adalah:
1. Ga ketemu gebetan sehari.
2. Ga dikasih uang jajan karena bandel
3. Dikasih nilai D sama dosen
4. Ga bisa nonton konser band yang kita suka
5. Ga diijinin keluar sampai larut malem sama ortu



Dan masih banyak lagi kesedihan-kesedihan yang sebenarnya kalo dipikir kembali, oh well.... sekarang itu semua rasanya bisa gue handle kalo dibandingin sama dunia gue saat ini, dunia orang dewasa yang penuh dengan kemunafikan dan kepura-puraan. Hmmm.. pura-pura tangguh!



Dulu itu yaaa apa-apa dikit sedihnya lebay, dengerin musik seharian yang isinya lagu-lagu galauuuu... duh ah jadi keinget masa-masa lebay hahaha...

Ketika udah masuk ke dunia industri, which is kita harus survive untuk segala jenis tekanan-tekanan, entah itu di dunia kerja ataupun di lingkungan. Sedih yang kita rasain, totally different! Sangat!
Sekarang tergantung dengan gimana kita menyikapi kesedihan itu sendiri, apakah dengan pura-pura wise, atau pura-pura tangguh lagi? well dunia orang dewasa memang penuh dengan kepura-puraan. That's it! and it's true!

Kadang, gue kangen banget masa-masa dimana batas kesedihan gue cuma sekedar karena gabisa nonton konser band favorite gue. Dunia yang penuh akan hal-hal mellowdramatic tentang kesedihan-kesedihan kecil tapi kita masih berani jujur untuk ngaku kalo kita lagi sedih, that we can't handling our tears and really need a shoulder to cry on, eventho' hal-hal yang bikin sedih itu salah satunya cuma karena kehabisan buku edisi terbatas. At least kita berani jujur, bukan pura-pura tangguh seperti sekarang ini.

Jadi, buat kalian yang batas kesedihannya cuma sebatas ga bisa nonton live konsernya ONE Direction ataupun Katy Perry. you're lucky!

Karena masih banyak orang-orang yang sedih di dunia ini karena hal yang lebih serius tapi dunia menuntut mereka untuk tetap tangguh, bahkan ga ngasih waktu buat mereka untuk sekedar nangis.

Batas kesedihan setiap orang akan berbeda, tergantung bagaimana cara kita menyikapi kesedihan itu.

Even the most cheerful person, have their happy limits :)


Mar 18, 2015

Coffee and Greentea

Girl: The smell of coffee always melts my heart, i love when i open the door in a coffee shop cause i can smell it in every corner. Well, i'm a coffee lover and a greentea hater! Greentea never taste better than coffee.

Boy: Greentea is my favorite, i love everything about greentea, beside its healthy, it tastes good as well! anyway, i don't drink coffee cause i just hate it, coffee tastes bitter, and its really not my style.


Gadis berambut ikal sebahu itu duduk di halte menunggu kedatangan bus, seraya menyesap kopinya, ia melihat ke arah jam tangannya, masih tersisa 30 menit untuknya agar tidak terlambat sampai di kantor. Paper cup berisikan longblack ia letakkan di sebelahnya karena ia mulai sibuk merapikan rambut dan penampilannya.

Laki-laki itu datang lagi, laki-laki jangkung yang selalu mengenakan kemeja hitam dengan lengan panjang yang ditariknya asal-asalan hingga ke siku. Anehnya pagi ini suasana di halte begitu sepi, sehingga banyak tempat duduk tersisa untuk menunggu kedatangan bus selanjutnya. Laki-laki jangkung itu membawa sebuah paper cup berisikan greentea latte di dalamnya, dengan ramah ia tersenyum ke arah si gadis berambut ikal, dan duduk di sebelahnya, hanya sebuah senyum singkat tanpa ada sepatah katapun yang terlontar diantara mereka.

Dering telepon terdengar dari balik saku si laki-laki jangkung, suaranya samar tak terdengar, entah apa yang dibicarakannya dengan seseorang di seberang sana, hingga bus yang ditunggu pun tiba.
Si Gadis berambut ikal segera masuk ke dalam bus, sementara si laki-laki jangkung masih sibuk berbicara di telepon hingga akhirnya ia membalikkan badan dan melihat bus yang ia tunggu akan segera meninggalkan halte, ia pun bergegas untuk masuk ke dalam bus dan masih sempat menyelamatkan dua paper cup yang masih berisi penuh minuman, dan salah satu paper cup itu adalah milik si gadis berambut ikal yang tertinggal di halte.

Di dalam bus, si laki-laki jangkung duduk di sebelah si gadis berambut ikal, lalu memberikan salah satu paper cup yang dibawanya kepada si gadis berambut ikal. "Minuman kamu ketinggalan" ucapnya, si gadis berambut ikal membalas dengan senyum singkat sambil berkata "Thanks" lalu menyimpan sisa senyumnya di dalam hati, karena sejujurnya ia sedikit terkesan.

Ketika mata mereka bertemu pandang, si laki-laki jangkung pun berkata, "Aku Nico, nama kamu?" , "Aku Sharon" jawab si gadis berambut ikal. Mereka pun tersenyum sambil menyesap minuman yang mereka genggam, dan kedua pasang mata mereka kembali bertemu lalu merekapun pecah dalam tawa. "That's my coffee!" Seru si gadis berambut ikal, kemudian si laki-laki jangkung pun berkata sambil tersenyum "Give me back my greentea!". Lalu mereka kembali tertawa dan masih menggengam minuman mereka yang tertukar, tanpa memedulikan sekeliling hingga perhentian berikutnya memisahkan mereka.

Girl: Greentea never taste this good until he gave me the wrong paper cup.
Hi Nico let's do another mistake again.


Boy: Did i say coffee tastes bitter? Well, I can handle it if i drink coffee while looking at her smile.
Hi Sharon, can i have my sweet coffee?

Mar 17, 2015

Halloooo... Blognya apa kabar?


It's been 3 years, dan gue baru nongol lagi sekarang.
Saat ini gue lagi sibuk niup-niupin debu yang luar biasa tebelnya di blog gue... hahahaha sibuuuuk!

Semenjak lulus kuliah 3 tahun yang lalu dan gue pun mulai sibuk dengan dunia kerja yang kadang-kadang menciptakan kemalasan lain yaitu terhambatnya kreativitas menulis gue yang biasanya selalu menggebu-gebu bahkan saat gue sibuk-sibuknya ngerjain skripsi.

Well, to be honest! gue kangen banget sama yang namanya kegiatan menulis. Sekarang udah jarang banget kumpul sama temen-temen sehobi yang biasanya gue paksa buat baca tulisan gue ataupun yang biasa kritik kekurangan apa yang ada dalam tulisan gue. Alhasil terciptalah folder di laptop gue dengan judul "Short story belum kelar" hahahha...

Ada banyak banget yang pengen gue tulis tentang gimana bedanya dunia kuliah dan dunia kerja, but i wasn't joking about i have no time, seriously! Gue jadi males nyentuh laptop ataupun iPad kalo udah di rumah, bawaannya kangen kasur teruuuus hihihihi. Paling juga gue nulis-nulis singkat di medsos lain, seperti yang eksis banget sekarang itu Path. Dan kalo foto-foto gue postingnya di instagram gue @ristysabb.
Pekerjaan gue bener-bener nyita waktu gue, ga ada waktu buat galau-galuan, padahal lumayan kan kalo lagi galau gitu gue jadi ada inspirasi buat nulis LOL. But i swear! they grab almost all of my time :(

Anyway,
gue lumayan kaget nih tentang hal yang totally make me speechless! Foto-foto postingan di blog gue pada ilaaaang! gue udah ubek-ubek itu internet buat nyari jalan keluarnya, dan yaaaa bener aja kalo foto-foto gue kesimpen di album picasa yang langsung connect ke G+ , sayangnya cuma beberapa foto aja yang bisa balik, sisanya? disappear! kaya debu abis ditiupin :(
Karena ga ada cara lain, jadi yaudah deh gue cuma bisa pasrah, jadi maaf-maaf aja kalo kalian lagi baca postingan-postingan blog gue yang lama itu fotonya pada ga ada.

Dan mulai sekarang, mudah-mudahan banget mood nulis gue jadi balik lagi. Dan pekerjaan ga boleh jadi alesan lagi buat gue berhenti berkarya.

The conclusion is....
Jangan bosen ya buat baca digital diary gue disini.

Salam blogger xoxo

Mar 17, 2012

Let You Go (Epilogue)

*Note: This is the last part of these stories below*
Part 1 : Just 5 Minutes
Part 2 : You Are My Reason to be Happy
Part 3 : Let You Go



Dear:  My precious one, Rama

Hai Rama..
Apa kabarmu? Kuharap kau selalu sehat dan dilindungi oleh-Nya..
Mungkin waktu kau membaca surat ini, aku sudah tidak lagi disisimu..
Bukankah menyenangkan jika tidak ada aku lagi yang selalu mengganggumu? Hahaha..

Rama, maafkan aku karena tidak pernah bercerita tentang penyakitku
Karena aku tau itu tidak akan baik jika kau mengetahuinya, kau pasti khawatir Rama..
Kau selalu mengajariku banyak hal, remember?
Jadi sekarang giliranku untuk mengajarimu.

Jangan terlalu bersedih hanya karena aku tidak bisa lagi mengganggumu, carilah orang lain untuk mengganggumu lagi, carilah orang lain untuk kau nasihati lagi, karena kau tau? Kau itu cerewet sekali!
Tapi tentu saja, aku selalu menyukainya..

Rama, kau tau? Aku selalu ingin mengakhiri penyakitku, tapi bersamamu aku mampu melupakan semua kesakitan yang ada dalam diriku, aku benar-benar merasa sehat!
Rama, lanjutkanlah hidupmu..
Aku akan sangat marah jika kau terlalu lama sendirian tanpa aku.
Ingat! Jangan cari penggantiku!
Tapi temukanlah orang lain yang akan kau sayangi dan kau cintai lebih dari aku..

Much Love, Jingga

Berbulan-bulan sudah berlalu sejak aku membaca surat dari Jingga-ku yang diberikan oleh gadis berkursi roda  itu yang juga bernama Jingga.
Tentu saja aku tidak langsung bisa merasa lebih baik setelah membaca surat dari Jingga-ku, namun aku butuh waktu untuk baik-baik saja, seperti saat ini aku juga masih terkadang sedih jika mengingat kepergian Jingga, namun aku tau aku tak bisa terus seperti ini. Aku harus menjalani hidupku, Jingga juga pasti tidak akan suka melihat aku terus terpuruk dan meratapi kepergiannya.
Sejak saat gadis berkursi roda itu memberikan surat itu padaku, aku tak pernah melihatnya lagi. Entahlah ia menghilang begitu saja, aku sangat berterima kasih pada gadis itu karena paling tidak dia sudah membuatku berpikir saat kata-katanya yang telak menusuk jantungku terlontar begitu saja.

Banyak hal telah aku alami selama beberapa bulan terakhir, setiap aku merindukan Jingga, aku kembali tersadar akan kenyataan bahwa Jingga jauh lebih bahagia setelah ia pergi, bahagia karena Tuhan telah membebaskannya dari penyakit itu.
Aku kembali melanjutkan kuliahku yang terkatung-katung, akupun tergabung dalam klub basket di kampusku.

Dan tentu saja ada dia yang selalu menyemangatiku, yang menemaniku berziarah ke makam Jingga ketika aku merindukan Jingga.
Dia yang sangat mengerti keadaanku, dan dia yang sangat menghormati posisi Jingga di hatiku.
Dia hanya gadis biasa, pertemanan kamipun awalnya hanya biasa saja, dia adalah teman seangkatanku di kampus.
Namanya Finza, seorang gadis yang  sangat cantik bagiku, rambut hitam panjang melewati bahu dengan mata sayu dan bibir mungilnya yang selalu tersenyum.
Dia gadis luar biasa yang selalu menemaniku dalam masa-masa sulitku, namun mereka memiliki tempat masing-masing yang sangat khusus dihatiku.
Jingga dan Finza tak akan bisa dibandingkan, mereka sama-sama istimewa di hatiku.

Hari ini matahari bersinar begitu cerah, seolah ikut memberikan terang di hatiku, aku duduk menghadap ke arah lapangan basket, terik matahari itu menyilaukan mataku.
Kulihat dari kejauhan Finza berlari kecil ke arahku, ia memayungi matanya dengan tangan untuk mencegah sinar matahari yang menyilaukannya.

“Rama, bukankah sekarang tanggal 3 November?” tegur Finza
“Iya Fin, kenapa?” tanyaku sambil meneguk minuman kaleng yang diberikan Finza untukku.
“Berarti hari ini ulang tahun Jingga kan? Bukankah kita janji untuk pergi ke makam Jingga?”
“Tentu saja Finza, aku tidak akan lupa ulang tahun Jingga, senang sekali kau juga mengingatnya.”  Kataku lalu merangkulnya.
“Ayo cepat! Kita harus membeli bunga juga kan? Ayoooo….” Finza menarik tanganku, lalu aku balik memeluk Finza, erat sekali dan berkata “I have no reason to not loving you” aku mengecup kening Finza dan sangat berterima kasih karena Tuhan telah memberikanku banyak kebahagiaan, sangat banyak!

Kami berjalan bersama, melewati lapangan basket yang luas dan sangat terik, kugenggam erat tangan Finza, memandang lurus ke depan, hening.. hanya terdengar langkah kaki kami berdua, aku hanya terlalu bahagia hari ini.

Aku tau jingga, kau sedang tersenyum melihat kami, dan aku tau kau pasti sangat menyukai Finza.
Tuhan sudah memberikanku dua perempuan yang sangat spesial dan tak tergantikan!
Aku sadar satu hal, meratapi hal yang sudah terjadi tidak akan membuahkan apa-apa
Yang perlu aku lakukan adalah melakukan hal yang baru untuk merubahnya dan menjadikannya indah
Dan kini aku percaya..
Jika Tuhan, benar-benar ada…


PS: Just let it go and you will find happiness...


Story by: Risty
Backsong: Yellow Card - Hide